BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR (SD) ADA PERMAINAN ATAU GAME MATEMATIKA YANG DAPAT DITERAPKAN UNTUK KELAS 3-5 AGAR PELAJARAN MATEMATIKA TIDAK MEMBOSANKAN. LIHAT GAMENYA DI MATH GAMES

Jumat, 24 Februari 2017

Persentase Keberhasilan Belajar Berdasarkan Cara Belajar

Persentase Keberhasilan Belajar Berdasarkan Cara Belajar - Keberhasilan belajar seseorang pada dasarnya ditentukan oleh bagaimana cara ia belajar atau cara yang ia lakukan agar mengetahui dan memahami apa yang ia pelajari. Misalkan saja seseorang yang ingin tahu mengerdarai sepeda motor, jika ia hanya bertanya-tanya atau mempelajari teori cara mengendarai sepeda motor saja tanpa praktek langsung, maka sampai kapanpun ia tidak akan dapat mengendarai sepeda motor. Agar dapat mengendarai sepeda motor, seseorang harus tau hal-hal yang berkaitan dengan cara mengendara dan melakukan praktek langsung mengendarai baik secara sendiri atau didampingi. Dengan praktek langsung tersebut seseorang akan memperoleh pengalaman (experience) tentang cara mengendarai sepeda motor sehingga akan lebih mudah mengerti cara mengendarainya.

Persentase keberhasilan belajar berdasarkan cara belajar yang penulis sampaikan disini adalah persentase keberhasilan belajar yang di ungkapkan oleh Willian Glasser. William Glasser adalah seorang psikiater asal Amerika. Ia menuliskan persentase keberhasilan belajar seperti pada catatannya yang tampak pada foto di atas. Menurut William, jika kita hanya membaca saja maka keberhasilan belajarnya hanya 10%, selanjutnya ia mengatakan bahwa kita belajar 20% dari apa yang kita dengarkan, kita belajar 30% dari apa yang kita lihat, kita belajar 50% dari apa yang kita lihat dan kita dengar, kita belajar 70% dari apa yang kita diskusikan/kita bicarakan, kita belajar 80% dari pengalaman kita atau dari apa yang memberikan pengalaman bagi kita, dan kita belajar 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain.

Dalam pembelajaran matematika, persentase keberhasilan belajar yang diungkapkan oleh William Glasser tersebut sangat cocok. Dalam hal ini penulis sering menyampaikan kepada siswa bahwa belajar matematika tidak bisa tanpa latihan mengerjakan soal, tidak bisa hanya dengan membaca kembali catatan-catatan yang diperoleh dari sekolah. Hal ini tentunya sesuai dengan kecilnya persentase keberhasilan belajar jika hanya dengan membaca saja, yakni hanya 10% seperti yang diungkapkan William. Jika pola belajar siswa hanya mendengarkan saja pada saat gurunya menjelaskan di depan kelas, maka tingkat keberhasilan belajarnya hanya 20%. Hal ini disebabkan karena tidak mungkin semua yang dijelaskan atau disampaikan oleh gurunya mampu direkam secara sempurna oleh siswa. Dapat dipastikan bahwa ada saja penjelasan-penjelasan yang disampaikan itu yang terlupakan oleh siswa. Sehingga jika hanya mengandalkan dari mendengarkan saja hasil belajar tidak akan dapat maksimal.

Berdasarkan catatan persentase keberhasilan belajar yang ditulis oleh William Glasser tersebut, dapat diketahui bahwa belajar dengan berdiskusi dengan teman itu cukup signifikan untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Dalam pembelajaran matematika hal ini memang sangat penting mengingat tidak semua siswa mempunyai kemampuan daya serap yang tinggi dalam pelajaran matematika. Dengan berdiskusi, siswa yang kurang mampu menyerap penjelasan guru di sekolah, akan menjadi mampu menyerap jika ia berdiskusi dengan temannya yang memiliki daya serap baik dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian, dengan cara berdiskusi cukup baik untuk memberikan hasil belajar yang baik dalam pembelajaran matematika.

Selanjutnya William mengatakan bahwa kita belajar 80% dari pengalaman kita. Hal ini bermakna bahwa dengan adanya pengalaman yang kita peroleh dalam belajar, itu sangat baik untuk memberikan hasil yang maksimal dari apa yang kita pelajari. Dalam pembelajaran matematika, pengalaman belajar yang dimaksud adalah pengalaman menyelesaikan soal-soal dari latihan soal yang kita lakukan. Tanpa latihan mengerjakan soal, tidak akan ada pengalaman belajar yang kita peroleh dalam belajar matematika. Rumus-rumus ataupun persamaan-persamaan dalam matematika sebenarnya tidaklah perlu dihafalkan seperti kita menghafal nama-nama ilmiah dalam pelajaran IPA. Rumus-rumus atau persamaan-persamaan itu akan dapat dengan mudah kita ingat dengan sering menggunakan rumus atau persamaan tersebut dalam latihan soal. Dengan demikian, belajar matematika dengan cara memperbanyak latihan soal akan memberikan pengalaman bagi kita dalam menyelesaikan berbagai model soal matematika sehingga tingkat keberhasilan belajar dengan cara yang demikian akan memberikan hasil yang baik sekali.

Terakhir yang diungkapkan oleh William Glasser adalah kita belajar 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain. Hal ini tidak berarti kita harus menjadi seorang guru, karena yang mengajarkan itu tidaklah harus hanya dilakukan oleh seorang guru. Siapa saja dapat mengajarkan sesuatu pengetahuan kepada orang lain dengan catatan bahwa ia memang menguasai tentang apa yang diajarkannya. Dalam pembelajaran matematika, pembelajaran dengan tutor sebaya sangat cocok dengan apa yang diungkapkan oleh Willian tersebut. Hal yang serupa juga sering penulis sampaikan kepada peserta didik bahwa dengan kalian mengajari teman-teman kalian itu akan membuat kalian menjadi lebih memahami dengan apa yang kalian ajarkan kepada teman-teman kalian. Hal ini sudah terbukti dengan salah seorang peserta didik saya yang sering saya minta mengajari temannya, ia menjadi bertambah pandai dalam matematika meskipun pada awalnya ia tidak begitu menyukai pelajaran matematika pada saat penulis mulai mengajar di sekolah tempat ia bersekolah. Hal ini membuktikan bahwa dengan mengajarkan apa yang kita bisa kepada orang lain akan sangat berarti bagi kita sendiri karena dengan demikian kita akan menjadi lebih memahami apa yang kita ajarkan kepada orang lain. Dengan demikian cara belajar yang seperti  ini akan sangat baik untuk memberikan hasil yang maksimal dalam pembelajaran matematika.

Demikianlah artikel tentang “Persentase Keberhasilan Belajar Berdasarkan Cara Belajar” ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar