Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Menurut Mulyasa (2002: 101) kualitas
pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari
segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik
terlibat aktif, baik fisik, mental, maupun social dalam proses
pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,
semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri. Sedangkan
dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi
perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau
setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Lebih lanjut proses embelajaran
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata menghasilkan
output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan masyarakat dan pembangunan.
Hal ini sekali lagi menekankan
pentingnya peranan aktif siswa dalam proses pemahaman dalam belajar
matematika. Dalam pembelajaran matematika yang menekankan pemahaman ini,
kemampuan-kemampuan melakukan eksplorasi, bertanya, merumuskan masalah,
membuat dugaan-dugaan, dan memecahkan masalah memegang peranan yang
sangat penting.
Menurut Lovitt dan Clarke (Suherman,
2007: 79) menambahkan bahwa kualitas pembelajaran ditandai dengan
berapa luas dalam lingkungan belajar; mulai dari mana siswa ini berada,
mengenali bahwa siswa belajar dengan kecepatan yang berbeda, melibatkan
siswa secara fisik dalam proses belajar, meminta siswa untuk
memvisualkan yang imajiner.